Dividend Yield 13 Persen, Kenapa Saham PTBA Tak Meriah Hari Ini?
Wednesday, May 08, 2024       18:27 WIB

IDXC hannel - PT Bukit Asam Tbk () mengumumkan akan membagikan dividen tunai senilai Rp4,57 triliun. Namun, pandangan investor tampaknya terbelah atas keputusan emiten batu bara BUMN tersebut.
Hal ini setidaknya terlihat dari harga saham yang bergerak liar usai keputusan dividen ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (8/4/2024) siang, sekitar pukul 14.30 WIB.
Saham sempat tiba-tiba ambruk 5,5 persen dari kisaran harga Rp2.950 per saham pada 14.29 WIB ke Rp2.790 per saham pada 14.30 WIB, sebelum sesaat kemudian rebound dan akhirnya ditutup naik 'hanya' 1,74 persen di level Rp2.930 per saham.
Pergerakan bak roller coaster tersebut tampaknya berakar dari pengumuman rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) --yang sebesar 75 persen dari laba bersih 2023--yang bagi sebagian investor di bawah ekspektasi.
Maklum, dalam dua tahun sebelumnya, DPR mencapai 100 persen.
Namun, sejatinya, keputusan manajemen untuk membagikan 75 persen dari laba bersih 2023 sebagai dividen tunai tidaklah buruk. Lantaran, selain pelaku pasar yang lebih moderat malah melihat kemungkinan DPR kali ini di rentang 35-50 persen, angka tersebut masih di kisaran rerata DPR historis dalam 5 tahun belakangan.
Belum lagi, imbal hasil dividend atau dividend yield yang terbilang menarik.
Dengan asumsi harga saham pada Rabu (8/4) di Rp2.930 per saham dan dividend per share (DPS) mencapai Rp397,7 per saham, dividend yield mencapai 13,6 persen.
Hanya belasan emiten yang mampu menawarkan dividend yield di atas 13 persen di bursa Tanah Air. Ditambah, angka ini jauh di atas bunga deposito yang biasa ditawarkan bank-bank RI.
Manajemen Buka Suara
Direktur Utama Arsal Ismail membeberkan alasan turunnya rasio pembayaran dividen. Hal ini disebabkan oleh rencana perseroan untuk melakukan pengembangan untuk meningkatkan kinerja, baik operasional maupun penjualan.
Seperti disinggung di muka, sendiri akan membagikan dividen sebesar Rp4,6 triliun atau 75% dari laba bersih perseroan 2023 lalu.
"Oleh karena itu kami butuh kas internal, dengan adanya kas internal 25 persen itu bisa mendukung rencana pengembangan yang sudah kami tuangkan dalam RKAP ," kata Arsal dalam konferensi pers usai RUPST di Hotel Borobudur Jakarta pada Rabu (8/5/2024).
"Dengan penurunan ini, kami harapkan bisa menambah pendapatan di tahun-tahun ke depan," imbuh Arsal.
Diketahui, sepanjang 2023, membukukan laba bersih senilai Rp6,1 triliun. Realisasi itu lebih rendah 51% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp12,76 triliun.
Singkat kata, selain memperhatikan DPR, investor juga tetap perlu memerhatikan sejumlah faktor penting dalam berburu dividen, mulai dari horizon investasi, tren harga, valuasi perusahaan, hingga fundamental perusahaan.
Apalagi, dalam jangka pendek, fluktuasi harga, yang kerap bergantung pada sentimen sesaat dan spekulasi investor, bisa membuat harga saham-saham tersebut juga tertekan usai memasuki masa cum date. (ADF)

Sumber : idxchannel.com

powered by: IPOTNEWS.COM